Tolong Ceraikan Aku ! (Part 4)



#Tolong_Ceraikan_Aku!
Part 4

“Bu, saya pamit mau pulang ke perumahan (baca : rumah orangtuaku)”ucapku sambil bersimpuh ke mertuaku yang perempuan,
“Lohh, ada apa? Ada masalah apa?”mertuaku memberondongku dengan banyak pertanyaan

Karena terus di desak, aku pun menjelaskan kronologinya dengan tangisan tiada henti.

“Jangan pergi nduk, bapak ini menggantungkan diri sama nduk”kata mertuaku yang laki-laki
*nduk = panggilan ke anak perempuan
“Biar ibu dan Bapak yang selesaikan masalah ini, jangan pulang disini aja”kata mertuaku.
“Baik Bu”jawabku

Aku masuk ke kamar dan menghubungi ayahku agar tidak jadi menjemputku. Ayahku tidak banyak bertanya, ia tahu benar bahwa putrinya ini terbiasa menyelesaikan masalah sendiri, dan baru cerita bila di rasa sudah tidak mampu menanggung beban.
Suamiku di jemput paksa oleh mertuaku, di ajak pulang dengan alasan ada tamu di rumah. Suamiku di tanyai mertuaku, entah apa saja yang mereka bicarakan, aku tidur di kamar. Mungkin lelah setelah akhirnya menangis lagi.

Pintu kamarku di buka, aku terbangun dari tidurku.

“Suamimu sudah jelasin semua ke Ibu. Jadi istri itu harus sabar, gak boleh terus-terus an curiga sama suami. Suamimu itu kerja beneran, jangan di bebani sama tuduhan-tuduhanmu. Percayai saja suamimu, di doakan biar gak macem-macem. Jadi istri itu yang nurut, kalau di bilang sama suami gak usah mikir macem-macem ya percaya aja.”penjelasan mertuaku.

Aku terdiam, aku sadar satu hal. Kesalahan besar aku menceritakan semua padanya. Meski di awal dia terkesan membelaku dan marah kenapa suamiku memperlakukan aku seperti itu, tapi aku lupa..suamiku tetaplah anaknya, yang akan selalu ia benarkan.

“Cepat temui suamimu di belakang, minta maaf padanya”ucap mertuaku.
“Tapi bu...”ucapku terpotong
“Ohh bener kata suamimu, suamimu bilang kalau istrinya itu susah di kasih tahu”jawabnya lagi

Air mataku menetes, kenapa jadi aku yang salah?

Aku berjalan ke belakang, memohon maaf ke suamiku, mencium punggung tangannya. Lalu mengajak nya masuk ke kamar. Tidak baik berantem terus, Cuma itu yang aku bisa pikirkan untuk menepis rasa kesalku.

***

“Ya Allah, jika pernikahan ini adalah pernikahan yang Engkau ridho-i, maka izinkan hamba dan suami hamba saling memahami, namun bila pernikahan kami banyak membawa mudharat, maka pisahkan lah kami baik-baik, agar masing-masing dari kami bisa melanjutkan hidup”
sebait doa yang aku ulang di setiap sholatku.

Lalu bagaimana dengan suamiku?

Dia menjadi diam seribu bahasa dan bersikap aneh, ya..dia murka kepadaku, dia murka karena aku menceritakan masalah kami ke mertuaku.

Kuredakan amarahku, ku coba meng-ikhlas-kan semuanya, dan kucoba koreksi diri, apa yang membuat suamiku berubah?

Kutatap cermin di depanku,
ohh iya,aku sekarang lebih gendut..mungkin efek pasca melahirkan,
ku lihat wajahku kusam, mungkin karena aku sudah jarang merawat diri karena lebih mementingkan kebutuhan si kecil.
Akupun lebih sering memakai piyama atau daster untuk keseharian, mungkin suamiku tidak menemukan keindahan lagi saat memandangku.
Kulihat juga ada kantung mata yang menghitam karena sering begadang nenen-in si kecil.

Baiklah, waktu nya berubah ya Key..ucapku dalam hati

Jadi, perubahan apa yang akan Keyla lakukan?
Akankah Fairuz mencintainya dan memujanya lagi seperti dulu?
Terselamatkan kah pernikahan mereka?

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tolong Ceraikan Aku ! (Part 4)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel