Tolong Ceraikan Aku ! (Part 2)

#Tolong_Ceraikan_Aku!
Part 2
Suara motor terdengar datang di teras rumah, suamiku pulang dan aku memang sedang menunggunya, menunggu penjelasannya atas kebohongannya padaku. Dia yang bilang lembur ternyata malah menemui perempuan lain.
Aku mencium punggung tangan nya seperti biasa, rasa sakit hatiku tidak menghalangi baktiku pada lelaki pemilik surga dan ladang pahalaku itu. Dipeluknya tubuhku, kulihat matanya sembab memerah. Sepertinya Ia tadi menangis.
Perlahan dia menggiringku ke kamar, dengan mata yang kini mulai meneteskan air mata.
“Aku tidak bisa berkata-kata lagi, apa kamu benar-benar akan meninggalkan aku?”tanyanya.
Aku hanya diam tak menjawab, kubiarkan ia menangis dan memeluk tubuhku.
“Jelaskan apa yang terjadi”ucapku.
“Aku yang salah, aku menemui nya di taman itu, menemani nya bermain dengan anaknya lalu mengantarnya pulang. Tapi aku tidak sendirian, ada dua kawanku di belakang membuntuti ku, si Edi dan Ipul. Mereka yang memintaku menemui wanita ini”jelasnya
Ada yang aneh, penjelasan nya sangat tidak bisa aku terima secara logika ku. Dan, wanita ini sudah bersuami, memiliki dua anak pula.
“Apa dia cantik?”tanyaku.
“Tidak, ia biasa saja menurutku”jawabnya
“Lalu kenapa menyukainya?”tanyaku lagi.
“Tidak, aku tidak menyukainya”jawabnya
Aku memandang wajah itu, aku tak tega melihatnya menangis. Lagipula ada bayi Akbar di antara kami. Sebenarnya perselingkuhan bukanlah hal yang bisa aku toleransi. Bila status hubungan ini bukan pernikahan, mungkin sudah aku tinggalkan dia. Tapi, aku tak bisa melakukannya, aku sejujurnya takut akan perceraian, karena perceraian juga pilihan terburuk dalam sebuah rumahtangga.
“Tidak semudah itu bagiku untuk bercerai darimu, ada anak di antara kita” jawabku setelah sekian lama membiarkannya menangis.
Ia berterimakasih berkali-kali, memelukku semakin erat dan menciumku berkali-kali. Dan aku luluh, kembali menerimanya dengan sekeping hati yang masih terluka, dengan rasa kecewa yang belum juga sembuh. Entah kapan rasa sakit ini akan hilang.
Tadi Siang.
“Mbak, mbak ini ada hubungan apa ya dengan suami saya?”tanyaku via whatsapp ke Bu Fia tanpa basa-basi lagi
“Maaf mba, saya gak ada apa-apa sama suami mbak”
“Kalau gak ada apa-apa, masa chat nya sayang-sayangan mba?”
“Maaf mba, saya beneran gak ada apa-apa, Cuma teman”
“Mbak pernah ketemu suami saya berapa kali”
“Cuma satu kali mbak, itu pun gak sengaja di taman di daerah deket sini”
“Mbak suka sama suami saya?”
“Gak mbak, tolong jangan menuduh”
“Baik, tapi tidak baik mbak masuk ke dalam rumah tangga oranglain, mbak ini kan sudah punya suami dan anak, gak boleh harusnya berdua-dua an dengan non mahram”
dan tidak ada balasan lagi.
Malam hari saat suamiku tidur, aku cek ulang handphone nya. Oh, ternyata wanita itu menelpon suamiku, mungkin dia cerita kalau aku kontak dia by Whatsapp. Kulihat nomornya sudah tidak di save oleh suamiku, tapi tidak di blokir.
Oh iya, mari kita berkenalan dengan Bu Fia ini. Telah ku kantongi data dirinya berbekal nomor yang aku save, lalu ter-connect ke messenger dan aku temukan Facebook nya
Fia, Asiyah Fia Kirana nama lengkapnya, seorang ibu rumah tangga dengan 2 putri, seorang suami yang berstatus pegawai pabrik dan juga ojek online. Oh,mungkin dia kesepian karena suaminya jarang di rumah, sehingga dia butuh teman chat yang bisa membuatnya merasa bahagia, entah merasa di cintai atau entah merasa special. Wow, aku masih bisa mikir positif ya sama si wanita yang hampir merebut suamiku ini.
Lalu, apakah suamiku bener-bener tidak selingkuh lagi?
apakah suamiku bisa berubah?
0 Response to "Tolong Ceraikan Aku ! (Part 2) "
Post a Comment