Tolong Ceraikan Aku ! (Part 7)

#Tolong_Ceraikan_Aku!
Part 7
Aku tak mengerti, kenapa ia masih aktif di group itu. Apa susahnya non aktif dari group itu, bukankah ini juga demi menjaga keharmonisan rumahtangga kami. Kalaupun butuh apa-apa, bukankah masih bisa japri ke teman-temannya.
Aku lelah berantem terus menerus untuk alasan yang sama.
Aku pun selalu diam bila pada akhirnya semua permintaanku malah membuat pertengkaran semakin keruh.
“Ubah pola fikirmu, bersihkan fikiranmu. Jangan curigain aku terus. Aku ini sudah gak macem-macem, sampai kapan kamu akan berfikiran kotor dan menganggapku yang tidak-tidak di luar sana”kata yang di ulang-ulang suamiku setiap pertengkaran.
Pernah aku mencoba melakukan pembelaan, namun selalu berakhir dengan luka baru.
Apa pembelaan selalu sama dengan aku membangkang?
Ahh.. sesak sekali dada ini.
Baiklah Keyla, beri batas toleransi waktu, bila ada fakta baru dalam tenggang waktu itu, sepertinya permintaan cerai perlu di ucapkan. Ucapku dalam hati.
6 Bulan, aku rasa 6bulan adalah waktu yang cukup untuk aku mengetahui apakah ia benar berubah atau tidak. Sekalian aku juga harus mempelajari lebih dalam, mungkin ada perbedaan versi antara selingkuh versi laki-laki dan versi pemikiran wanita.
Kulakukan survei, hingga akhirnya aku sampai pada sebuah kesimpulan. Mungkin bagi banyak lelaki bila hanya sekedar chat sayang-sayang an dan menemui wanita lain tanpa sepengetahuan istrinya bukanlah di kategorikan selingkuh. Bagi mereka selingkuh adalah bila mereka menikahi perempuan lain tanpa sepengetahuan istrinya, atau bahkan mereka telah berhubungan suami istri dengan wanita lain.
Hmmm.. perbedaan pola pikir ini yang jadi masalahnya.
***
Hari ini hari minggu, dan seperti biasa aku ke rumah orangtua. Orangtua ku memang meminta rutin untuk di kunjungi, alasannya karena rumah kami berdekatan, pun agar si kecil Akbar tidak lupa dengan kakek neneknya.
Sore ini sesuai jadwal harusnya aku dan suami mengunjungi temannya yang sedang di rawat di sebuah rumah sakit yang berada tak jauh dari rumah kami.
“Yang,ini temen-temen ngajak bareng untuk jenguk di rumah sakit, jadi gimana? Gak papa ya?” notif yang masuk ke Whatsapp ku dan ku lihat itu dari suamiku.
“Bukannya rencananya kesana sama aku?”tanyaku.
Dua centang biru terlihat, tapi tak ada reply disana.
Sebelum hal ini terjadi, sebenarnya aku sudah tahu. Karena kemarin aku sudah cek group di gawai suamiku. Mereka memang janjian untuk bersama-sama ke rumah sakit untuk menjenguk salah satu teman mereka.
Namun aku pura-pura tak tahu untuk hal ini, jadi ketika suami bilang akan mengajakku, aku iyakan saja ajakannya.
“Mas apa gak berangkat bareng-bareng sama temen-temen?”tanyaku hati-hati malam itu.
“Enggak, sudah pada kesana semua”jawabnya
“Aku pingin ngajak istriku bolehkan?”katanya lagi sambil mengedipkan mata.
Dan aku mengangguk pelan.
Sesuai dugaanku, aku tahu bahwa ada wanita itu pula yang hadir menjenguk disana.
Kadang aku heran dengan wanita ini, ia memang ibu rumah tangga dengan dua anak, anaknya memang sudah besar, tapi kenapa rasanya dia ini seringkali meninggalkan rumah sendirian tanpa suaminya ya? Apa segitu bosannya ia di rumah sampai ia menghabiskan waktu untuk kesana kemari berkumpul dengan teman-temannya? Aduh, kenapa jadi su’udzon ya... Tidak-tidak, gak boleh ya Key, bisikku dalam hati.
Pada akhirnya suamiku tetap saja pergi tanpa aku, dan terlambat menjemputku.
Aku mungkin sudah terbakar api cemburu saat itu, mungkin juga aku khilaf. Karena tidak ada kabar dari suamiku, aku memesan mobil online untuk mengantarku dan si kecil pulang. Tapi tetap aku mengabarinya by whatsapp untuk meminta izin.
Tak ada reply disana, hingga ia tiba-tiba datang.
Ku lihat ada raut kecewa disana saat tahu aku sudah memesan mobil online. Ya Allah, maafkan aku, mungkin aku telah melukai hati suamiku.
Sesampainya dirumah, aku pun meminta maaf. Ya, sesuai dugaanku, ia memang kesal kepadaku. Lalu bahasan kami sampai pada kejadian ia menjenguk temannya. Ku sampaikan apa yang menjadi unek-unek ku, berharap ia mengerti dan berubah.
“Kalau silaturahmi ya silaturahmi, jangan di hubung-hubungkan dengan adanya dia disana terus jadi masalah”kata suamiku.
Pria memang tidak pernah mengerti apa yang ada di hati dan fikiran wanita.
Ku beberkan sejumlah fakta dan bukti, bahwasanya aku tahu dia telah berbohong. Bukan..bukan berbohong dan diam-diam menemui perempuan itu. Bukan. Tapi berbohong karena dia bilang di kabarin teman-temannya mendadak kalau mereka ada disana.
Padahal kunjungan itu sudah di agendakan dari kemarin. Pun,sebelum suamiku meluncur kesana, ia sempat bertanya ke teman-temannya siapa saja yang datang. Dan benar saja, perempuan itu jg di sebut.
“Mas tahu kan disana ada Fia. Tolonglah jangan temui wanita itu dulu. Minimal jaga perasaanku dan biarkan aku sembuh dulu dari rasa yang dulu”ucapku
“Aku kan sudah minta maaf, sudah mengakui kesalahan yang dulu. Yang sudah ya sudah. Janganlah memutus tali silaturahmi hanya karena itu”jawab suamiku mulai kesal.
“Bukan memutus tali silaturahmi, tapi menhindari wanita ini untuk sementara waktu. Apa salahnya antisipasi, kalian dulu dekat juga karena group, karena guyon yang berujung japri yang macam itu, yang berujung membohongiku dan diam-diam menemuinya”penjelasanku.
“Susah ya ngomong sama kamu, ya sihh kamu sarjana, pinter ngomong, pinter argument”jawabnya
Kenapa rasanya setiap ucapanku salah, luluh lantak hati ini. Tidak bisakah kita seperti dulu, yang seperti sahabat yang bisa bicara apapun tanpa takut saling melukai, yang bisa saling memahami dan mengerti satu sama lain. Ahh..sudah ada jarak diantara kita. Engkau bukan lagi suami yang bisa jadi sahabatku.
Setiap malam, ketika suamiku tertidur, ku buka gawainya. Membuka satu persatu cahat, membuka notifikasi group, membuka messenger, SMS, dan terakhir panggilan telephone.
xxxx-xxxx-xxxx-9296 disimpan 5hari yang lalu,
xxxx-xxxx-xxxx-9296 disimpan 3hari yang lalu,
Degg.. inikan nomor Fia?
Aku scroll di kontak telephone, nomornya tidak ada.
Apa mungkin....
Apa mungkin suamiku melakukan trik yang dulu lagi?
Save hapus nomor Fia, save ketika ia d kantor lalu menghapusnya saat ia akan pulang kerumah.
Rasa panas menjalar di dada, tenang Key..tenang...
Tanyakan tanpa emosi, mungkin ini tidak seperti yang engkau kira..
Apa yaa kira-kira jawaban dari Fairuzz atas pertanyaan Keyla terkait kontak yang sempat di simpan lagi itu??
Next or No?
Bagi yang kesulitan menemukan cerita sebelumnya, bisa klik judulnya ya.. nanti akan keluar semua dengan judul yang sama di tiap part nya.
Terimakasih kepada seluruh pembaca setia, dan kepada KBM. Kalian penyemanga saya untuk menyelesaikan part lanjutan kisah ini..
0 Response to "Tolong Ceraikan Aku ! (Part 7)"
Post a Comment