Tolong Ceraikan Aku ! (Part 8)




#Tolong_Ceraikan_Aku!
Part 8
Masih penasaran dengan kontak Fia yang disimpan lagi oleh suamiku, tapi tiba-tiba ada sebuah ide yang terlintas di kepalaku.
Selama ini, suami memang tertutup, bahkan aku tidak tahu berapa gajinya, pun tidak pernah menanyakan. Ia memberiku uang belanja tiap bulan, yang sebenernya juga mepet untuk kebutuhan. Mengingat aku tinggal dengan mertuaku (keduanya) dan juga kakak ipar yang ikut tinggal disana.
Kakak iparku ini sudah berkeluarga, namun hubungannya dengan istri dan mertuanya tidak baik, sehingga ia ikut tinggal bersama mertuaku. Meskipun menurut kabar rumah itu adalah hak waris suamiku, namun tidak membuat iparku ini mau pindah.
Pernah dengar bahwa ipar adalah maut?
Ya..akupun sebenarnya gak nyaman dengan kondisi ini, tapi mau bagaimana lagi? Dulu suami Cuma bilang minta aku tinggal bersama orangtuanya karena ia anak terakhir. Ia tak pernah menjelaskan kalau aku akan tinggal dengan ipar. Kalau aku tahu dari awal, mungkin aku akan menolak permintaan nya itu.
Nasi sudah jadi bubur, ya sudah nikmati aja deh nano-nano rasa tinggal bareng mertua dan ipar.
Aku pun anak pertama di keluargaku, jadi aku pun masih membantu ekonomi keluargaku, mungkin bisa di bayangkan berapa besaran cost yang harus kami keluarkan tiap bulan.
Aku pernah dengar bila laki-laki pegang uang sendiri, kemungkinan untuk macam-macam juga semakin besar.
Ahaaaa....bagaimana bila aku membuatnya menyerahkan semua gajinya padaku? Mungkin akan ada drama dan tangisan segala, tapi...setidaknya aku punya kuasa penuh atas keuangan.
Baiklah, mari pikirkan caranya Key.
***
“Sudah makan iang dan sholat belum sayangku?”notif whatsapp di gawaiku,
makin hari ia memang makin romantis.
“Sudah sayangku, Mas apa sudah? Tanyaku
“Sudah sayang”jawabnya lagi.
“Sayang, jangan lupa mampir baby shop ya.. minta tolong belikan pampers 2bag, susu soya 2pack, tissue basah 1 dan nasi tim 4box. Makasih suamiku”ucapku
“Joss..pengeluaranku makin banyak sekarang, maaf ya aku gak bisa nabung”jawabnya tiba-tiba.
“Iya gak papa, pengeluaran kita memang banyak yang di cover kanan-kiri”jawabku
Tiba-tiba nada bicaranya di Whatsapp berbeda, aku tahu ia sebenarnya kesal. Tapi memang aku sengaja melakukannya, aku ingin dia tahu bahwa pengeluaran untuk kebutuhan si kecil itu banyak. Selama ini aku cover dari gajiku, jadi kesannya aku yang gak bisa nabung.
Setibanya di rumah,
“Sayang, lain kali kalau mau semua biaya di timpakan ke aku, bilang dulu ya.. jangan seperti ini, aku kaget, aku gak siap..”ucapnya membuka percakapan.
“Iya maaf yaa..”jawabku
“Aku gak bermaksud apa-apa, Cuma memang pengeluaranku bulan ini banyak”jawabku
Ia tidak melanjutkan lagi percakapan, kulihat ada kebingungan di wajahnya, mungkin dia fikir uang 3juta yang ia beri tiap bulan mestinya punya banyak sisa untuk di tabung. Mungkin ia lupa, bahwa si kecil sangat doyan makan, doyan susu formula, pun cemilan tiada henti.
Tidak ada yang salah dengan itu, aku senang kalau anakku sehat dan gendut. Ia sangat menggemaskan dan aktif.
Tapi yang ini, bukan semata karena itu. Aku memang ingin membatasi keuangannya agar ia tak macam-macam di luar sana. Duh, kadang disini aku mikir kalau aku jahat.
Trik ku berhasil, esok hari sepulang kerja, suamiku memberiku uang 2,9juta dan sebuah slip ATM. Disitu tertulis saldonya hanya tersisa 50ribu saja.
Ia bilang, hanya itu yang tersisa di tabungannya, karena banyak sekali pengeluaran akhir-akhir ini.
Dalam hati aku tersenyum, yess..aku berhasil.
Ia kembali mengatakan, “Mulai sekarang gajiku akan aku serahkan semua, tapi tolong beri aku 30ribu perhari untuk pegangan”
Aku pun mengangguk menyanggupi.
Aku memasang wajah sedih
“Sebenarnya bukan hal ini yang aku mau..”ucapku.
“Gak apa-apa istriku, uang suami adalah milik istri juga. Tapi uang istri adalah sepenuhnya milik istri”jawabnya
Baiklah suamiku, apabila engkau sudah tidak memiliki banyak uang, apakah engkau masih akan mendekati wanita lain? Bukankah mendekati wanita lain juga butuh modal? Ucapku dalam hati.
Aku memutuskan untuk tidak dulu membahas tentang Fia, aku sedang menikmati semuanya. Menikmati ia yang sekarang sangat perhatian, sangat mesra, sangat baik..
“Ciee.. yang makin hari makin mesra, lagi cinta-cintanya kah sama aku?”godaku pagi itu.
“Iya sayang..aku memang dari dulu udah cinta sama pean, dan makin hari makin cinta”jawabnya sambil memelukku erat.
“Piknik yuk sayang?”ucapnya lagi
“Kemana?”jawabku
“Yang dekat-dekat aja biar gak mahal di ongkos, tapi bisa bikin kita senang, si kecil juga”jawabnya sambil tetap memelukku.
“Boleh..atur waktu aja”jawabku
Semoga semua kebahagiaan ini berlangsung lama, semoga tidak ada lagi berantem-berantem gara-gara Fia. Semoga dan semoga.
Hingga pada malam itu,
kulihat suamiku terus-terusan memegang gawainya, ia terlihat sibuk sekali dengan gawainya.
Apakah soal kerjaan? Atau grup itu lagi?
Ingin hati bertanya, tapi aku masih takut. Takut kalau ia marah dan membentakku lagi, di tambah dengan ucapannya yang selalu menyebut aku istri yang susah di beri tahu.
Aku diam sejenak,
Ahh..aku tunggu saja dia terlelap, aku akan sadap lagi whatsapp nya, agar aku bisa tetap memantaunya dari jauh.
Kira-kira apa akan ada temuan fakta baru yang di temukan Keyla?
ataukah hubugan mereka akan adem ayem tanpa sosok Fia yang menghantui?
Thanks buat pembaca setia, komentar dan like kalian membuat semangat saya makin menggebu-gebu.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tolong Ceraikan Aku ! (Part 8)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel